Mainan Militer yang Kekinian

Mainan Militer yang Kekinian

Republika.co.id. Orang saat ini boleh saja sibuk dengan berbagai media sosial, berselancar di internet sampai hobi utak-atik gadget. Namun, ternyata mereka yang hobi mengulik mainan tidak lantas menghilang. Mau bukti? Coba saja tanyakan pada pencinta mainan militer.


Kebiasaan mengumpulkan mainan militer mulai ditekuni Firman Ardiansyah sejak 2008 silam. Ada ratusan koleksi yang sudah ia kumpulkan sampai saat ini. Mulai dari miniatur pesawat Hercules, replika kapal perang US Navy, helikopter angkut personel, truk militer, mainan action figure tentara, hingga beragam replika senjata.

Bahkan, tidak sekadar hobi, tetapi mainan juga terkadang bisa menjadi lahan investasi. Berawal dari hobi itu pula, Firman kini bisa mendapatkan sumber penghasilan tambahan dengan berjualan mainan militer via internet. 

Dengan menekuni kegiatan tersebut, ia bisa meraup omzet rata-rata Rp 10 juta setiap bulannya. "Di segmen pasar sendiri, permintaan untuk mainan militer saat ini terbilang tinggi, sehingga cukup menjanjikan untuk dijadikan bisnis sampingan," imbuhnya.

Harga mainan yang dijual Firman cukup variatif. Untuk mainan jenis pajangan (replika dan miniatur), harganya berkisar antara Rp 35 ribu hingga Rp 5 jutaan. Sementara untuk jenis mainan remote control, dibanderol antara Rp 1 juta – Rp 10 juta per unitnya.

Perbedaan harga tersebut, kata Firman, sangat bergantung pada kualitas, jenis material, dan merek produk mainan yang ia jual. Harga mainan militer pabrikan Cina biasanya jauh lebih murah dibandingkan merek-merek impor asal Rusia atau Amerika.

Sebagai pehobi mainan militer, Firman menilai saat ini animo masyarakat Indonesia terhadap mainan miniatur tersebut cukup tinggi. 

Kehadiran beberapa komunitas pecinta mainan militer di Tanah Air belakangan ini setidaknya bisa menjadi bukti kuat. "Peminat mainan militer di dalam negeri tidak hanya berasal dari kalangan tentara, tetapi juga masyarakat umum," ujar Firman.

Maka itu, sejak 2013 lalu, Firman berinisiatif mendirikan Komunitas Mainan Militer. Anggota aktif di komunitas itu kini jumlahnya sudah mencapai 100 orang lebih. "Setiap kali ngumpul/, obrolan kami selalu berlangsung seru. Kami sering bertukar informasi tentang model mainan yang lagi tren sekarang ini. Di lain waktu, kami juga berbagi pengalaman berharga," kata Firman.

Ia menuturkan, para pencinta mainan militer di Indonesia memiliki minat yang cukup besar untuk mengoleksi beragam replika alutsista yang dimiliki TNI. Fakta tersebut sekaligus menunjukkan adanya perhatian mereka yang cukup besar terhadap perkembangan militer di Tanah Air. 

Menurut Firman, respons para kolektor biasanya sangat cepat. Sebagai contoh, begitu mendengar berita tentang pembelian Sukhoi oleh Pemerintah RI, mereka ramai-ramai berburu replika pesawat tempur itu untuk menambah koleksinya. 

Hal yang sama juga terjadi ketika kabar tentang pemesanan tank Leopard oleh Indonesia menjadi santer beberapa waktu lalu. Para kolektor pun dengan semangatnya berusaha memperoleh miniatur tank baja itu di toko-toko. "Para kolektor itu kebanyakan berasal dari kalangan masyarakat menengah ke atas, dengan rentang usia antara 30–50 tahun," ungkap Firman.

Beberapa waktu belakangan, Firman dan komunitasnya kerap diundang ke berbagai kegiatan pameran. Pernah pula ia diminta menjadi pemateri dalam sebuah acara diskusi yang digelar salah satu kampus swasta di Jakarta. "Setiap tahunnya, ada dua atau tiga ajang yang saya ikuti," akunya.

Firman menambahkan, prospek mainan militer di masa mendatang cukup bagus. Pasalnya, para produsen mainan tersebut selalu menyesuaikan model-model produk yang mereka buat dengan inovasi alutsista militer yang terus berkembang dari waktu ke waktu. "Ditambah lagi dengan dukungan sistem belanja online seperti sekarang, para pehobi mainan militer semakin mudah menemukan model miniatur yang mereka inginkan," tutur pria yang sekarang berdomisili di Bogor. Ahmad Islamy Jamil ed: Endah Hapsari


Sumber : https://republika.co.id/berita/koran/gen-i/15/11/16/nxwbgf19-mainan-militer-yang-kekinian




  Komentar

Belum Ada Komentar

Tambahkan Komentar